Eksperimen Gagal Shin Tae-Yong Di Sisi Kanan Timnas Indonesia

Anda penasaran apa yang terjadi di pertandingan sepak bola Timnas Indonesia melawan Filipina? Yah, Anda tidak sendirian. Sepertinya pelatih Shin Tae-yong juga penasaran dengan formasi yang belum pernah dicobanya sebelumnya. Ia memainkan dua bek kanan, Sandy Walsh dan Asnawi Mangkualam, secara bersamaan. Eksperimen ini sayangnya gagal total dan hanya menghasilkan hasil imbang 1-1.

Shin Tae-Yong Mencoba Eksperimen Dengan Dua Bek Kanan

Shin Tae-yong membuat sebuah eksperimen pada laga Timnas Indonesia lawan Filipina. Sang pelatih memainkan dua pemain berposisi asli bek kanan, Sandy Walsh dan Asnawi Mangkualam secara bersamaan.

Shin Tae-Yong Mencoba Eksperimen Dengan Dua Bek Kanan

Eksperimen Shin Tae-yong dengan memainkan dua bek kanan sekaligus, Sandy Walsh dan Asnawi Mangkualam, tidak berjalan mulus. Kedua pemain yang biasanya berposisi sebagai bek kanan itu terlihat kurang nyaman saat dimainkan bersama.

Walsh dan Asnawi sama-sama pemain yang suka menyerang dan naik ke depan. Dengan dimainkan bersama, mereka harus saling mengatur posisi dan berhati-hati agar area belakang tidak kecolongan diserang lawan.

Meski begitu, eksperimen Shin Tae-yong patut diapresiasi. Sebagai pelatih, ia berani mencoba hal baru demi mencari formula terbaik Timnas Indonesia. Pemain pun mendapat kesempatan untuk mengasah kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas.

Sayangnya, SEODUGEM hasil akhir laga menunjukkan bahwa eksperimen ini belum sepenuhnya berhasil. Kedua bek kanan ini masih perlu meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan saling memahami pergerakan masing-masing. Dengan begitu, ke depannya eksperimen serupa bisa berjalan lebih baik.

Profil Sandy Walsh Dan Asnawi Mangkualam Sang Bek Kanan

Shin Tae-yong membuat sebuah eksperimen pada laga Timnas Indonesia lawan Filipina. Sang pelatih memainkan dua pemain berposisi asli bek kanan, Sandy Walsh dan Asnawi Mangkualam secara bersamaan.

Sandy Walsh

Walsh merupakan bek kanan asal Australia yang telah memperkuat Timnas Indonesia sejak 2020. Pemain berusia 27 tahun ini dikenal sebagai bek kanan yang kuat dan cepat. Ia juga mampu membaca pergerakan lawan dengan baik sehingga jarang kecolongan. Sayangnya, kemampuan menyerang Walsh masih perlu ditingkatkan. Ia kurang kreatif saat membawa bola dan umpan-umpannya kurang akurat.

Asnawi Mangkualam

Asnawi adalah bek muda berusia 22 tahun yang baru mendapat kesempatan tampil bersama Timnas Indonesia. Ia dikenal sebagai bek yang tangguh dalam melakukan penjagaan dan tekel. Namun, kelemahan Asnawi adalah dalam hal kecepatan dan umpan-umpan jauhnya yang masih memerlukan banyak latihan.

Dengan memainkan Walsh dan Asnawi secara bersamaan, Shin berharap mendapatkan kombinasi bek kanan yang seimbang antara bertahan dan menyerang. Sayangnya, eksperimen ini belum berhasil total. Walsh dan Asnawi masih kesulitan berkoordinasi dan secara individu penampilan mereka belum maksimal. Meski begitu, Shin pantas mendapat apresiasi karena berani mencoba hal baru demi kemajuan Timnas Indonesia.

Analisis Permainan Sisi Kanan Timnas Indonesia

Eksperimen Shin Tae-Yong di sisi kanan timnas Indonesia gagal total. Pemain yang dipercaya sebagai bek kanan, Sandy Walsh dan Asnawi Mangkualam tampak kesulitan bermain bersama. Mereka kerap bertabrakan dan kehilangan orientasi posisi. Hal ini dimanfaatkan pemain Filipina untuk melakukan serangan balik lewat sisi kanan.

Sandy Walsh, pemain dengan intensitas tinggi

Sandy Walsh adalah pemain dengan intensitas tinggi. Ia kerap naik ke depan untuk membantu penyerangan. Sayangnya, hal ini menyebabkan lini belakang Indonesia menjadi keropos atau bocor. Pemain Filipina dengan mudah melakukan counter attack melalui sisi Sandy.

Asnawi Mangkualam tampak kesulitan

Sementara itu, Asnawi Mangkualam tampak kesulitan bermain sebagai bek kanan. Ia lebih terbiasa bermain sebagai gelandang bertahan. Hal ini terlihat dari pergerakannya yang cenderung ke tengah. Asnawi pun kerap terlambat kembali ke posisinya sehingga membuat sisi kanan Indonesia menjadi rentan.

Perlu evaluasi lebih lanjut

Eksperimen Shin Tae-Yong perlu dievaluasi lebih lanjut. Pemain yang dipercaya sebagai bek kanan ini kerap kehilangan posisi dan orientasi permainan. Hal ini dimanfaatkan lawan untuk melancarkan serangan. Pelatih perlu mempertimbangkan kembali pemilihan pemain di posisi tersebut atau mengubah strategi agar lebih seimbang.

Eksperimen gagal Shin Tae-Yong di sisi kanan timnas Indonesia perlu segera dibenahi agar lini belakang Indonesia tidak kembali dibobol lawan di laga selanjutnya. Evaluasi dan perbaikan harus segera dilakukan untuk menghindari kekalahan.

Mengapa Eksperimen Gagal Shin Tae-Yong?

Eksperimen Shin Tae-yong memainkan Sandy Walsh dan Asnawi Mangkualam sebagai bek kanan gagal total. Kedua pemain tersebut kesulitan beradaptasi dan berkomunikasi. Mereka kerap melakukan kesalahan posisi dan membiarkan sayap kiri Filipina menguasai pertandingan.

Masalah Adaptasi

Sandy dan Asnawi jarang bermain bersama sebelumnya. Mereka kesulitan beradaptasi satu sama lain dalam waktu singkat. Akibatnya, pertahanan Indonesia di sisi kanan kacau balau. Filipina dengan mudah menciptakan peluang melalui sisi kanan.

Minimnya Komunikasi

Sandy dan Asnawi kurang bisa berkomunikasi dengan baik. Mereka kerap saling lempar tanggung jawab menjaga lawan. Hal ini dimanfaatkan pemain Filipina untuk menciptakan peluang.

Kesalahan Posisi

Sandy dan Asnawi sering melakukan kesalahan posisi. Mereka terlihat bingung harus berposisi seperti apa. Akibatnya, pertahanan Indonesia di sisi kanan bolong-bolong. Gagal menutup ruang gerak lawan.

Kendala Bahasa

Sandy dan Asnawi berbeda latar belakang. Sandy lahir di Belanda sedangkan Asnawi asli Indonesia. Perbedaan bahasa ini menjadi kendala komunikasi di lapangan. Mereka sulit memahami instruksi satu sama lain.

Eksperimen Shin Tae-yong memainkan dua bek kanan sekaligus gagal. Indonesia kebobolan gol dari sisi kanan pertahanan. Shin Tae-yong sebaiknya kembali memainkan formasi dan pemain yang sudah mapan.

Evaluasi Timnas Indonesia Setelah Hasil Imbang Lawan Filipina

Evaluasi timnas Indonesia setelah hasil imbang melawan Filipina bisa dibilang cukup positif. Meski hanya berhasil meraih satu angka, performa timnas cukup bagus. Apalagi ini baru matchday kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026. Masih banyak waktu untuk memperbaiki diri.

Eksperimen di sisi kanan gagal

Eksperimen Shin Tae-yong memainkan dua bek kanan, Sandy Walsh dan Asnawi Mangkualam sekaligus gagal total. Keduanya kesulitan berkoordinasi dan sering kecolongan oleh sayap kiri Filipina. Sang pelatih sepertinya terlalu berani bereksperimen di laga yang cukup berat seperti ini. Lebih baik mempertahankan formasi dan pemain yang sudah dimainkan sebelumnya.

Penyerang masih kurang tajam

Meski berhasil mencetak satu gol lewat Ezra Walian, penyerang Indonesia masih kurang tajam. Banyak peluang emas yang terbuang sia-sia karena kurangnya keberanian dan kelincahan para penyerang. Diperkuat dengan kedatangan pemain naturalisasi seperti Adam Alis dan Lerby Eliandry, lini depan Indonesia diharapkan bisa lebih produktif lagi di laga-laga mendatang.

Pertahanan masih goyah

Kekalahan telak 1-5 dari Thailand dan hasil imbang ini menunjukkan lini belakang timnas masih sangat rapuh. Terbukti Filipina yang hanya bermodalkan serangan balik saja berhasil mencetak satu gol. Pemain muda seperti Rizky Ridho dan Elkan Baggott perlu lebih banyak pengalaman internasional agar bisa menjadi tulang punggung timnas ke depannya.

Secara keseluruhan, hasil imbang ini cukup memuaskan mengingat lawan yang dihadapi adalah Filipina yang selalu menjadi “mimpi buruk” bagi timnas Indonesia. Kemenangan atas Thailand dan hasil imbang ini patut diapresiasi. Namun, masih banyak hal yang perlu diperbaiki jika

Conclusion

Jadi, apa yang dapat Anda simpulkan dari eksperimen Shin Tae-yong ini? Yah, sejauh ini hasilnya belum terlalu memuaskan. Meskipun kedua bek kanan tersebut tampil solid di lini belakang, Indonesia kehilangan dimensi serangan dari sisi kanan. Tanpa bisa menciptakan peluang berbahaya, sulit bagi Indonesia untuk memenangkan pertandingan apalagi mencetak gol.

Shin Tae-yong mungkin perlu mempertimbangkan kembali strategi ini pada laga berikutnya. Sebagai pelatih, ia tentu ingin mencoba berbagai opsi untuk menemukan formula terbaik. Namun, eksperimen ini menunjukkan bahwa keseimbangan antara pertahanan dan serangan tetap menjadi kunci keberhasilan Timnas Indonesia. Menyerah atau mencoba lagi? Keputusan ada di tangan Shin Tae-yong.