Pep Guardiola Dituduh Jadi Penyebab Timnas Jerman Tak Lagi Disegani, Benarkah?

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa timnas Jerman sudah tidak semenakutkan dulu? Mungkin Bastian Schweinsteiger punya jawaban untuk Anda. Legenda Bayern Munchen itu baru-baru ini melontarkan pernyataan kontroversial bahwa Pep Guardiola, mantan pelatih Bayern, bertanggung jawab atas keterpurukan timnas Jerman saat ini. Menurut Schweinsteiger, gaya bermain Guardiola yang lebih mengutamakan penguasaan bola daripada hasil gol membuat para pemain Jerman kehilangan insting membunuhnya.

Apakah benar demikian? Ataukah ini hanya alasan yang dibuat-buat untuk menjelaskan penampilan timnas Jerman yang mengecewakan dalam beberapa tahun terakhir? Mari kita telisik lebih jauh apakah tuduhan Schweinsteiger terhadap Guardiola ini ada benarnya.

Pernyataan Menohok Bastian Schweinsteiger

Anda pasti terkejut mendengar pernyataan Bastian Schweinsteiger itu. Legenda Bayern Muenchen dan timnas Jerman itu mengatakan bahwa kemerosotan timnas Jerman disebabkan oleh Pep Guardiola, pelatih Manchester City yang dulu melatih Bayern Muenchen.

Menurut Bastian, sejak Guardiola melatih Bayern pada 2013, gaya permainan timnas Jerman berubah. Pemain-pemain muda Jerman yang bermain di Bayern lebih terbiasa dengan gaya tiki-taka ala Guardiola dan kurang bisa menyesuaikan diri dengan gaya permainan timnas Jerman.

Memang benar bahwa sejak Piala Dunia 2014, timnas Jerman tak lagi ditakuti lawan-lawannya. Mereka gagal mempertahankan gelar juara di Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018. Tak hanya itu, hasil-hasil buruk di Nations League dan kualifikasi Euro 2020 semakin memperburuk citra timnas Jerman di mata dunia.

Namun, menyalahkan Guardiola sepenuhnya juga tak adil. Faktor lain seperti minimnya regenerasi pemain, cedera pemain kunci, dan pergantian pelatih juga berpengaruh. Selain itu, tren persepakbolaan global yang berubah ke arah gaya permainan yang lebih atraktif dan ofensif juga membuat gaya bertahan dan efisien khas Jerman ketinggalan zaman.

Jadi, sebelum menyalahkan orang lain, mungkin timnas Jerman perlu melakukan introspeksi diri agar bisa kembali menjadi tim yang disegani di dunia. Mereka harus siap beradaptasi dengan perkembangan zaman dan melakukan banyak perbaikan di segala aspek.

Pep Guardiola, Pelatih Yang Menuai Pujian Dan Kritik

Pep Guardiola memang pelatih yang kontroversial. Di satu sisi, ia dianggap sebagai pelatih terbaik di dunia karena gaya permainan menyerang dan dominasi bola yang diterapkannya. Di sisi lain, gaya permainan ini dianggap terlalu idealis dan sulit diterapkan.

Menurut Schweinsteiger, gaya permainan Guardiola yang terlalu fokus pada dominasi bola inilah yang membuat timnas Jerman tak lagi disegani lawan. Pasalnya, para pemain Jerman yang bermain di klub-klub besar Eropa seperti Bayern Munchen dan Manchester City terbiasa dengan gaya permainan ini. Mereka jadi kesulitan beradaptasi dengan gaya permainan bertahan dan counter attack yang biasa ditampilkan timnas Jerman.

Memang benar bahwa beberapa pemain inti timnas Jerman saat ini bermain di klub yang dilatih Guardiola, seperti Joshua Kimmich, Leon Goretzka, dan Ilkay Gundogan. Namun, menyalahkan Guardiola sepenuhnya juga tidak adil. Sebagai pelatih, tentu saja dia akan menerapkan gaya permainan yang dia percayai dan dia anggap paling efektif untuk klubnya.

Lagipula, keterpurukan timnas Jerman saat ini juga disebabkan faktor lain seperti pemain yang menua, cedera pemain kunci, dan kurangnya regenerasi pemain muda berbakat. Jadi, meski gaya permainan Guardiola berpengaruh, dia bukan satu-satunya penyebab timnas Jerman kini tak lagi disegani. Pep memang layak mendapat pujian sekaligus kritik, namun jangan berlebihan dalam menyalahkannya atas keterpurukan timnas Jerman.

Pep Guardiola Dituding Merusak Gaya Permainan Timnas Jerman

Pep Guardiola merupakan pelatih yang dikenal akan gaya permainan tiki-takanya. Gaya permainan ini ternyata dianggap sebagai penyebab utama keterpurukan timnas Jerman saat ini. Menurut Bastian Schweinsteiger, mantan kapten timnas Jerman, gaya permainan Pep Guardiola telah merusak cara bermain tradisional Jerman.

Gaya Permainan Tiki-Taka vs Kick and Rush

Gaya permainan tiki-taka Pep Guardiola lebih mengutamakan penguasaan bola dalam waktu yang lama. Pemain harus pandai mempertahankan bola dan melakukan umpan-umpan pendek. Berbanding terbalik dengan gaya permainan tradisional Jerman atau kick and rush yang lebih cepat dan agresif.

Keberhasilan Bayern Munchen vs Kegagalan Timnas Jerman

Keberhasilan Pep Guardiola bersama Bayern Munchen ternyata tidak bisa diulang bersama timnas Jerman. Gaya permainan tiki-taka ini dianggap kurang sesuai dengan karakteristik pemain timnas Jerman. Akibatnya, performa timnas Jerman mengalami penurunan drastis di kompetisi internasional.

Pep Guardiola memang pelatih yang hebat. Namun, kehebatannya belum tentu bisa diterapkan ke semua tim. Gaya permainan yang diterapkan harus disesuaikan dengan karakteristik pemain. Jika tidak, bukannya sukses malah akan berakhir dengan kegagalan. Seperti yang dialami timnas Jerman di bawah asuhan Pep Guardiola.

Timnas Jerman Tak Lagi Disegani, Apa Benar Karena Pep Guardiola?

Pep Guardiola memang dikenal sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia. Namun, apakah benar jika keterpurukan timnas Jerman saat ini disebabkan olehnya?

Gaya Bermain yang Berbeda

Gaya bermain Pep Guardiola memang dikenal sangat berbeda dengan gaya bermain timnas Jerman. Pep lebih mengutamakan penguasaan bola dan serangan balik, sementara Jerman lebih mengandalkan serangan langsung dan tendangan jarak jauh.

Hal ini tentu saja akan membingungkan para pemain Jerman yang bermain di klub-klub yang dilatih Pep, seperti Bayern Munchen. Mereka harus bisa beradaptasi dengan dua gaya bermain yang sangat bertolak belakang dalam waktu singkat. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi performa mereka baik di klub maupun timnas.

Terlalu Banyak Campur Tangan

Sebagai pelatih, Pep dikenal sangat mencampuri urusan tim hingga detail terkecil. Ia bahkan ikut menentukan gaya berpakaian para pemain di luar lapangan. Hal ini tentu saja akan membuat para pemain kehilangan identitas dan kebebasan mereka.

Di timnas Jerman, para pemain tentu saja membutuhkan kebebasan untuk mengekspresikan diri mereka. Mereka butuh keleluasaan untuk berkreasi dan menemukan kombinasi terbaik bersama rekan-rekan setimnya. Campur tangan yang berlebihan dari pelatih akan menghambat hal tersebut.

Kesimpulan

Meskipun gaya bermain dan campur tangan Pep Guardiola berpengaruh pada performa para pemain Jerman di Bayern Munchen, namun bukan berarti ia menjadi penyebab utama keterpurukan timnas Jerman saat ini. Masih banyak faktor lain yang turut andil, seperti strategi dan kualitas pemain lawan, kondisi para pemain, hingga keberuntungan. Pep hanyalah salah satu di antara banyak faktor tersebut.

FAQ: Pep Guardiola Dan Pengaruhnya Pada Timnas Jerman

Apakah Pep Guardiola Penyebab Keterpurukan Timnas Jerman?

Bastian Schweinsteiger baru-baru ini menuding mantan pelatih Bayern Munchen, Pep Guardiola, sebagai penyebab utama keterpurukan timnas Jerman saat ini. Benarkah demikian?

Guardiola melatih Bayern Munchen dari tahun 2013 hingga 2016. Di masa kepemimpinannya, ia dikenal karena lebih mementingkan filosofi permainan ketimbang hasil. Ia juga dikritik karena terlalu sering merombak starting line-up dan formasi. Hal ini diklaim menyebabkan ketidakstabilan tim.

Meski begitu, apakah benar Guardiola penyebab keterpurukan timnas Jerman? Sejauh ini belum ada bukti konkret yang menunjukkan demikian. Timnas Jerman sendiri baru mulai mengalami penurunan sejak Piala Dunia 2018, dua tahun setelah Guardiola hengkang dari Bayern. Selain itu, sebagian besar pemain inti Jerman saat ini bahkan tidak pernah dilatih Guardiola.

Jadi, tuduhan Schweinsteiger terhadap Guardiola agak berlebihan. Meski gaya kepelatihan Guardiola kontroversial, penyebab keterpurukan timnas Jerman lebih disebabkan faktor internal seperti minimnya regenerasi pemain, keretakan hubungan pelatih-pemain, dan minimnya dukungan publik. Guardiola hanyalah kambing hitam yang tidak tepat.

Kesimpulan

  • Pep Guardiola bukan penyebab utama keterpurukan timnas Jerman saat ini.
  • Tuduhan Bastian Schweinsteiger terhadap Guardiola berlebihan dan tidak didukung bukti.
  • Penyebab keterpurukan Jerman lebih disebabkan faktor internal seperti masalah regenerasi, hubungan pelatih-pemain, dan dukungan publik.
  • Guardiola hanyalah kambing hitam yang salah sasaran.

Conclusion

Jadi, sepertinya tuduhan yang dilontarkan Bastian Schweinsteiger terhadap Pep Guardiola memang tidak sepenuhnya benar. Timnas Jerman sebenarnya masih memiliki kualitas pemain yang bagus dan masih punya kesempatan untuk kembali menjadi tim yang disegani. Meski begitu, penurunan performa timnas Jerman akhir-akhir ini mungkin sedikit banyak dipengaruhi oleh perubahan strategi yang diterapkan Guardiola di Bayern Munchen. Di sisi lain, kegagalan Jerman di Piala Dunia 2018 juga tak lepas dari kesalahan pelatih Joachim Low. Jadi, jangan sembarangan menyalahkan satu pihak saja. Pep Guardiola mungkin berperan, tapi bukan satu-satunya penyebab. Kita tunggu saja performa timnas Jerman di masa mendatang, apakah bisa kembali mendominasi atau justru semakin memudar. Semoga saja yang terjadi adalah yang pertama!